Wednesday, June 18, 2008

Rangkuman Kuliah Nutrisi dan Teknologi Makanan Ikan


Pencernaan : penyiapan makanan oleh hewan untuk dicerna.
Proses-proses yang terkait, meliputi
1.      pengurangan ukuran partikel secara mekanis
2.      pelarutan enzim organik
3.      pelarutan pH bahan organik
4.      emulsifikasi lemak
Penyerapan : beberapa proses di mana beberapa ion dan molekul melintas melewati membran saluran intestinal menuju darah, limfe, hemolimfe dll untuk dimetabolisme oleh hewan.

Proses pencernaan dilambung
1.      pakan masuk ke lambung, proses neura; dan hormonal merangsang digestive secretion.
2.      parietal cell mensekresi gastrin yang membantu dalam pencernaan.
3.      HCL mengubah pepsinogen menjadi pepsin
4.      hasil yang dicerna keluar dari lambung uang dikontrol oleh pyloric sphincter
5.      pepsin mempunyai pH optimum dan melisiskan protein agar mudah untuk penyerapan.
6.      mineral dilarutkan, tetapi tidak ada lemak dan karbohidrat yang dimodifikasi.
7.      campuran dari cairan lambung, digesta (hasil pencernaan), mukosa disebut chyme.

Proses pencernaan di usus
1.      Chyme memasuki usus halus merangsang sekresi dari pankreas dan gall bladder (bile)
2.      bile mengandung garam-garaman, kolestrol, fosfolida, pigmen-pigmen
3.      sekresi pankreatik termasuk bikarbonat, lemak, khitin dan nukleotida disekresikan.
4.      pencernaan karbohidrat melalui amylase yang merupakan hidrolisasi dari pati.

Proses penyerapan
1.      penyerapan melalui membran dilakukan dengan passive diffusion
2.      atau dengan active transport (membutuhkan ATP)
3.      atau melalui pinocytosis (menelan partikel)
4.      protein diserap terutama sebagai asam amino, dipeptida atau tripeptida
5.      trigliserida diserap sebagai monosakarika
6.      kalsium dan fosfor biasanya diserap bersama-sama secara kompleks
7.      semua nutrien, tidak termasuk lemak diserap dari usus melalui pembuluh hepatic portal vein menuju hati.

Protein
Adalah makromolekul yang terdiri atas C, H, O, N dan S. Protein terdapat sel hidup sebagai komponen dari jaringan organ.
Protein diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan dan pemeliharaan tubuh. Protein berperan dalam kontraksi otot dan merupakan komponen dari enzim, hormon, dan antibodi.
Protein dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila komposisi asam amino mendekati pola asam amino yang diinginkan atau mendekati kebutuhan hewan.

Lemak
Lemak merupakan senyawa organik yang penting baik pada tumbuhan, hewan, dan membran mikrobia. Lemak tidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut organik (eter dan alkohol).
Fungsi lemak :
1.      sumber energi metabolik dari ATP
2.      sumber asam lemak esesnsial yang penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
3.      komponen esensial dari membran seluler dan sub seluler
4.      sumber steroid untuk pemeliharaan sistem membran, transpor lemak dan prekusor hormon steroid.
Tipe lemak
1.      trigliserida : terbentuk karena reaksi gliserol dengan molekul AL, bentuk simpanan energi bagi hewan.
2.      fosfolipid : ester dari AL dan asam fosfarat dan berbasis N, komponen utama membran biologis.
3.      lilin/waxes : ester dari AL rantai panjang dari mohidrik alkohol dengan BM yang tinggi, lapisan pelindung
4.      steroid : polisklik alkohol rantai panjang, prekusor yang penting untuk proses reproduksi.
5.      sfingomielin : ester AL dari Sfingosin alkohol amina rantai panjang, komponen lemak dari otak dan jaringan saraf.

Karbohidrat
Senyawa ini terdiri dari C,H,O dengan perbandingan antara H dan O = 2 : 1. KH merupakan sumber energi yang paling murah dan dapat bertindak sebagai sparing dari sumber protein lain yang lebih mahal.

Mineral
Fungsi :
  1. penyusutan tulang, rangka, dan gigi
  2. pengaturan tekanan osmosis, cairan dan keseimbangan elektrolit
  3. penyusun jaringan lunak (membran sel, asam nukleat)
  4. pengaturan fungsi saraf dan otot
  5. pengaturan keseimbangan asam-basa
  6. kofaktor dari beberapa enzim, vitamin, dan hormon
ketersedian mineral berkorelasi positif dengan tingkat kelarutannya dalam air. Penggunaan garam anorganik terlarut lebih banyak digunakan dalam mineral premiks.

Asam Lemak
Merupakan komponen penting dari lemak. Formulanya CH3(CH2)nCOOH. AL dibedakan menjadi AL jenuh dan AL tidak jenuh. Tingkat ketidakjenuhan AL mempengaruhi sifat fisik dari lemak. ALTJ lebih reaktif dan mempunyai TD lebih rendah dari ALJ.

Asam Amino
Merupakan hasil pemecahan / hirolisis protei. Dalam molekul protein, AA membentuk ikatan peptida.
AA Esensial : AA yang dibutuhkan oleh tubuh, tp tidak dapat mensintesisnya, AA ini harus ada di dlm mkanan. Contohnya : arginin, histidine, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin
AA non Esensial : AA yang dibutuhkan oleh tubuh tp tubuh tak dapat mensintesisnya untuk memenuhi kebutuhan tubuh tsb. Contoh : alanin, asparagin, asam aspartat, asam glutamat, glisin, prolin, dan serin
AA sebagai building block dari protein, beberapa AA sebagai prekusor atau bagian yang mensuplai dari struktur substansi yang lain. Contoh : Metionin adalah prekusor dari sistin dan sistein.
AA bebas yang dilepas dari protein oleh aksi enzim pencernaan dan akan diserap dalam saluran usus halus dan digunakan oleh beragam sel-sel untuk membangun dan memperbaiki jaringan yang rusak.
Kelebihan AA akan dikonversikan sebagai sumber energi atau lemak.

Feed Adictive
Adalah suatu yang ditambahkan pada pakan dalam jumlah tertentu dan dengan tujuan tertentu.
Tujuannya :
  1. meningkatkan palatabilitas pakan
  2. meningkatkan proses pencernaan pakan
  3. meningkatkan kecepatan metabolisme nutrien
  4. memenuhi permintaan konsumen

Energi
Digunakan untuk :
  1. aktivitas jaringan penting dan gerakan
  2. proses biokimia
  3. fungsi penyediaan elektron transport
  4. proses osmoregulasi
  5. pertumbuhan, reproduksi, setelah kebutuhan untuk maintenance terpenuhi
  6. cadangan dalam bentuk ATP.

Cara Pembuatan Pakan
1.      Bahan tersedia
2.      Formulasi
3.      mempersiapkan pakan dalam bentuk tepung
4.      mixing
5.      peleting

Aspek yang dipertimbangkan dalam pembuatan pakan ikan adalah
1.      Aspek fisik : bentuk, ukuran, partikel bahan pakan, kestabilan dalam air, teknik pengemasan pakan.
2.      aspek kimia : kandungan nutrien pakan
3.      aspek sensoris : tekstur, warna, dan aorma pakan.
4.      aspek lingkungan : kualitas air

Partitioning of Dietary Energy
Intake energy
Excretory loss fibrous material
Digestible Energy
                                                                                                                        Gill/urine excretion
Metabolizable Energy
Heat increment Digestion
Net Energi
                                                                                                                        Maintenance Activity
Recovered Energy

Growth, Fat deposition, Reproduction




Pemberian pakan ikan
Apabila faktor mutu dapat dipenuhi makan teknik pakan perlu diperhatikan. Beberapa faktor yang terkait dalam pemberian pakan adalah :
1.      kebiasaan dan pola makan
2.      waktu
3.      frekuensi
4.      jumlah / dosis
5.      cara / metode pemberian
Ikan (larva ikan) mengawali hidupnya dengan pakan yang berukuran kecil. Dalam waktu yang singkat, ikan tidak menemukan pakan yang cocol akan mengalami mortalitas yang tinggi, ikan mendapatkan pakan yang sesuai untuk mengubah pakan dalam ukuran dan kualitas. Kebiasaan dan pola makan pada ikan tergantung pada lingkungannya. Kebiasaan makan perlu diketahui agar dapat memprediksi bentuk pakan yang cocok untuk ikan.
Ikan dewasa mengikuti pola kebiasaan induknya. Kebiasaan makan perlu diketahui agar dapat memprediksi bentuk pakan yang cocok untuk ikan.
Waktu pemberian pakan disesuaikan dengan sifat biologi dari ikan. Contohnya: intensitas cahaya mempengaruhi tingkah laku dalam mengkonsumsi pakan sehingga bersifat nokturnal.
Frekuensi optimal dalam pemberian pakan tergantung pada jenis, umur, ukuran, faktor lingkungan, kualitas pakan dan sistem pengelolaan. Pemberian pakan optimal dilakukan 2 kali/ hari. Pengaturan frekuensi pakan yang tepat sangat penting karena untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Pemberian pakan pada udang 3 – 5 kali / hari menyebabkan stabilitas pakan udang dalam air menjadi faktor penentu optimalnya konsumsi pemberian pakan.
Dosis pemberian pakan tergantung dari berat rata-rata ikan yang dipelihara. Jumlah pakan yang bervariasi tersebut tergantung jenis dan mutu pakan. Estimasi pakan dan pengawasan pakan yang diberikan dapat mengurangi resiko penggunaan pakan yang tidak terkontrol. Estimasi pakan didasarkan pada FCR. sebagai pedoman bahwa pakan yang diberikan dianggap cukup adalah waktu. Hal yang berpengaruh terhadap jumlah / dosis pemberian pakan adalah waktu, musim, suhu air, tingkat oksigen terlarut dan variabel kualitas air lainnya.
Cara pemberian pakan ikan :
1.      disebar di permukaan perairan secara merata dengan tangan
2.      menggunakan mesin semi otomatis (dioperasionalkan manusia)
3.      menggunakan mesin
4.      pemberian pakan terjadwal
Metode pemberian pakan dibedakan menjadi :
1.      ad libitum : ketersediaan pakan secara konstan
2.      ad satiation : ketersediaan pakan secara berkala, jumlahnya sesuai.
3.      restricted feed : sesuai presentase biomassanya.
Pakan diberikan melalui proses metabolisme dalam tubuh untuk memperoleh energi, pertumbuhan dan aktivitas hidup ikan. Pakan yang tercerna akan dimetabolisme dalam tubuh. Pakan yang tidak tercerna akan dikeluarkan melalui feses. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pakan :
1.      kandungan gizi pakan
2.      sifat fisik pakan (daya tahan terhadap air, ukuran sesuai dengan bukaan mulut ikan)
3.      warna
4.      aroma
Perubahan – perubahan pada pakan adalah penurunan mutu. Untuk menjamin pakan tersebut dalam keadaan baik maka dilakukan dengan pengujian.
1.      organoleptik / uji sensoris  : harus dilakukan sampling, seperti bau, kenampakan.
2.      analisa mikroskopik          
3.      pengujian kimia (analisis proksimat)
4.      kecernaan (digestibility).
Kecernaan dipengaruhi oleh 3 faktor : keberadaan enzim dalam saluran pencernaan ikan, tingkat aktivitas enzim pencernaan, lamanya pakan yang dimakan bereaksi dengan enzim pencernaan. Nilai kecernaan bahan pakan sangat menentukan kualitas bahan pakan tersebut. Pengukuran kecernaan dapat menunjukan seberapa besar komponen pakan yang dimanfaatkan serta beberapa banyak yang terbuang oleh feses.
5.      uji biologi  : seberapa besar respon ikan apabila diberi pakan tersebut.


Feeding experiment
Pada Larva jika yolksac habis, maka diberi pakan alami yang sesuai dengan bukaan mulut larva tersebut. Contohnya larva kakap merah diberi pakan artemia pada usia D.30 (hari ke 30). Hal tersebut disebabkan karena oogenesis belum sempurna, enzim untuk pencernaan belum sempurna. Pakan alami akan mengalami autolisis ketika berada si saluran pencernaan larva.  Larva akan mencari makan setelah yolk sac tersisa 20 – 30%. Kesiapan benih menerima pakan buatan dapat dilakukan dengan mengamati perkembangan saluran pencernaan secara histologis dan pengukuran aktivitas enzim pencernaan. Pakan untuk larba dapat berupa emulsi atau tepung halus. Hal tersebut disebabkan agar efektif, akan tetapi syaratnya adalah :
1.      bahan penyusun pakan harus halus sehingga memudahkan pencernaan dan penyerapan nutrien yang terkandung di dalamnya.
2.      bahan harus mengandung nutrien yang lengkap dan seimbang.
Defisiensi nutrient essensial : protein (AA), lemak (asam lemak) dan vitamin menyebabkan perkembangan telur terhambat dan akhirnya terjadi kegagalan ovulasi. Penambahan protein harus dilakukan untuk perkembangan gonad dan penampilan reproduksi.


2. Komposisi Nutrisi Gizi Pellet Udang D0 merk Bintang 581

Komposisi Nutrisi Zat Gizi
Prosentase Nilai Gizi (%)
Protein kasar                   (% min)
40
Lemak kasar                    (% min)
6
Serat kasar                       (% max)
3
Kadar air / Kelembaban  (% max)
11


signature

0 reflection:

Post a Comment