Sesempurna apapun
kopi yang kamu buat, kopi tetaplah kopi, punya sisi pahit yang tidak mungkin
kamu sembunyikan. (Filosofi Kopi – Dee)
Beberapa hari terakhir,
aku cukup sering mengunjungi coffee shop hanya untuk nonton film, atau baca
novel. Ada gangguan tidur di malam hari, sehingga aq harus “dopping” coffee di
pagi hari. Aq mulai meninggalkan cappucino.
Ketika aq merasa dunia tak lagi
ramah denganku, aq cukup larut dengan earphone dan coffee. Earphone agar aku
tidak perlu tahu / mendengar apapun dari sekelilingku dan aku hanya perlu fokus
dengan ada didepanku, mantanku berkata demikian. Aku masih membawa barang
pemberiannya kemana2, bukan karena aku gagal move on, tapi aku males beli lagi
dan supaya aq mengingat dia itu pernah memberikanku kebahagian. Coffee,
pahitnya itu nggak seberapa dengan pahitnya kehidupan... pahitnya itu sama-sama
membuat tidak bisa tidur.
kebahagiaan itu kita yang menentukan, seperti keputusan kita untuk menambahkan gula atau tidak sama sekali kepada secangkir kopi yang kita gemari.
kebahagiaan itu kita yang menentukan, seperti keputusan kita untuk menambahkan gula atau tidak sama sekali kepada secangkir kopi yang kita gemari.
Hari ini, aku bahagia... dia membiarkanku untuk melakukan perjalanan sesuka hatiku. Secara bertahap,
dia akan benar-benar melepaskanku. Its only
about time.
#latepost
0 reflection:
Post a Comment