Langkah demi
langkah ku lewati untuk mengenang masa lalu yang indah di kota ini. Masih teringat tempat dimana aku
bermain. Semua memori
indah itu masih terekam dan tersimpan dalam lubuk hati ini. Masa kecil yang
indah, semua berjalan seperti adanya, semua yang ada pada saat itu seolah
muncul kembali dan mengajakku untuk memutar waktu kembali ke dimensi saat itu.
Inilah kampung
halaman, sebuah tempat dimana aku dibesarkan, aku menjalani kehidupan untuk
yang pertama kalinya. Aku dibesarkan dan mendapatkan didikan dari lingkungan
ini. kampung ini adalah sebuah tempat dimana insan-insan manusia yang mempunyai
mimpi di untuk di kabulkan, sejak kecil aku tak pernah bermimpi untuk merantau
ke kota. Kami semua, anak-anak mempunyai mimpi sendiri-sendiri namun pada hakikat yang
sama. Sudah banyak anak-anak yang sukses menjadi orang yang berhasil.
Masih teringat
jelas ketika aku menjadi seorang anak kecil. Masa yang aku lewati bersama
teman-teman, bermain bersama, bercengkrama bersama, saling tertawa, saling
menertawakan, serta menangis bersama.
Allah telah
menakdirkan aku menjadi seperti ini, takdir Allah selalu indah dan tidak pernah
membuat hambanya menjadi menyesal menerima takdirnya. Aku sangat bisa bersyukur Allah memberikanku kesempatan untuk kembali ke kampung halaman, bertemu dengan
orang-orang yang membantuku meraih mimpi, bertemu kembali dengan teman-teman
seperjuangan dan bertemu kembali dengan tempat-tempat yang memiliki kenangan
sangat indah.
Kebun, padang
rumput, sekolah, adalah tempat favorit kami bermain setelah sepulang sekolah. Handphone,
gadget, sosmed, serta hal-hal yang berbau kekinian, adalah hal yang tidak kami
kenal pada saat itu. Sungguh indah,
menjalani hidup tanpa ada paksaaan, tanpa ada prasngka, yah itu lah kami semua.
Kampung halaman sungguh indah, dinginnya
pagi serta dinginnya malam adalah bagian alur hidup yang sudah mendarah daging
dalam diri ini. Kepolosan serta keramahan semua orang yang tinggal di kampung
halaman adalah sebuah komunitas alami yang tumbuh secara sistematis dan tidak
mengenal prasangka.
Magelang, 27 September 2015
0 reflection:
Post a Comment