Bunda . . di tirai pagi kubensandar pada dinding
kesedihan. Di senandung alam kuberbaring pada rajutan kerinduan. kadang hari jadi demikian melelahkan. Ruang menujumu tiba-tiba
saja terasa luas dan jauh. nanda ingin ceritakan tentang sayap-sayap yang tak
henti belajar terbang mencari setiap celah untuk memperpendek jarak
mempersempit ruang.
Nanda ingin ceritakan tentang wangi kelopak sepanjang
jalan, biru langit, hembus angin dan warna pucuk-pucuk hijau mengumpulkan
keindahan dalam telapak untuk dibawa pulang ke pangkuan, berharap bisa
menghapus letih kening dan sudut mata bunda. Sesungguhnya tak jarang langkah
nanda tersandung batu terhalang badai, tapi bekal yang bunda sampirkan sejak
dulu selalu bisa menghantar nanda ke seberang. kadang kabut sama sekali nyaris
tak tertembus.
Bunda, perjuangan melewatinya tiba-tiba saja kehilangan
tenaga. Nanda ingin ceritakan tentang ketakutan-ketakutan dan mimpi buruk
menjelang tengah malam, tentang kegamangan dan keraguan setiap kali jembatan
dan pintu menghadang di depan mata. Tapi percayalah bekal yang bunda titipkan
di bahu selalu bisa mengisi kekosongan, menguatkan dan menegakkan kembali wajah
nanda
Seperti pesan bunda, nanda belajar dari rumput yang tegar
untuk selalu tumbuh. Nanda belajar dari tetes hujan di atas batu yang tawakal
berikhtiar. Tak pernah mudah . . . , Bunda, tak pernah . . jika sesekali nanda
berhenti, Nanda ingin bunda tahu, ini bukan tuk menyerah. Tapi menerjemah
hikmah dan menelaah diri sebelum berjalan lagi. Tak pernah mudah . . . , bunda,
memang tak pernah . . .
Tapi nanda tak gentar, sebab cinta dan doa bunda terbukti
jadi energi tak berbatas yang tak pernah kehabisan cahaya dalam setiap langkah
nanda.
selamat hari ibu
uR loVelY cHiLdreN
sumber : dari sebuah blog yang lupa alamat situsnya, maav...
0 reflection:
Post a Comment