Budidaya perairan banyak menghasilkan
limbah, terbuat dari metebolisme produk, sisa pakan, kotoran dan sisa dari alat
pencegah serta pengobatan penyakit, pengaruh buruk dari kualitas air dan peletusan
penyakit. Bioremidiasi, penerapan dari mikroba atau enzim untuk kolam adalah
metode yang memperbaiki kualitas air dan memelihara kesehatan dan kestabilan
sistem budidaya perairan. Bioremidiasi meliputi bahan organik mineral hingga
karbondioksida, memperbesar produktivitas udang, sehingga merangsang produksi
udang, nitrifikasi, denitrifikasi untuk :
- Mengurangi
kelebihan nitrogen dari kolam.
- Memelihara
bermacam – macam dan komunitas kolam dimana patogen dilarang masuk dari
sistem dan mendapatkan spesies yang diinginkan.
Bagian dari bahan organik, detritus, bakteri
heterotrof, bakteri fotosintesis biasa digunakan dalam bioremidiasi.
Tujuan :
Mengurangi pencemaran pada sistem budidaya
perairan.
Isi
A. Bioremidiasi Sebagai Agen Pengontrol Penyakit
Saat ini, terdapat pertumbuhan menarik
dalam biokontrol dar mikroba patogen dalam budidaya perairan menggunakan
mikroorganisme antagonis. Sebuah penelitian terdapat bakteri antagonis, kecuali
bakteri Co-existing, sebagai agen
biokontrol berguna sebagai pengganti pengaruh negatif antibiotik. Kebanyakan
probiotik bertujuan sebagai agen kontrol biologi dalam budidaya perairan.
B. Bioremidiasi dari Organisme Detritus
Bahan organik terlarut dan tersuspensi
mengandung rantai karbon yang panjang dan ada pada mikroba serta alga.
Bioremidiasi yang baik harus mengandung mikroba yang mampu serta efektif
menghapus limbah karbon dai perairan. Itu akan membantu jika mikroba ini
memperbanyak aliran dan mempunyai enzim yang baik. Anggota dari genus Bacillus
(Bacillus subtilis, Bacillus cereus dll)
dan genus Phenibacillus (Phenibacillus
polimyxa) adalah contoh bakteri yang cocok untuk bioremidiasi dari organik
detritus.
C. Bioremidiasi dari Komponen Nitrogen.
Aplikasi nitrogen dalam kelebihan
kapasitas pencernaan dari kolam dapat berdampak buruk bagi kualitas air serta
akumulasi dari komponen nitrogen (amonia, nitrit) dengan racun untuk ikan dan
udang.
Proses nitirifikasi
NH4+ + 1 ½ O2 àNO2- + 2H+ +H2O
NO2- + 1 ½ O2 à NO3-
Bakteri nitrifikasi adalah metode yang banyak
digunakan untuk memindahkan amonia dari sistem budidaya perairan tertutup dan
itu mencapai dengan tempat dari pasir dan kerikil biofilter kemudian sirkulasi
air. Zat amonia terdapat dalam 5 genera yaitu Nitrosomonas, Nitrosovibrio, Nitrosococcus,
Nitrolobus and Nitrospira. Zat nitrit terdapat dalam 3 genera yaitu Nitrobacter,
Nitrococcus and Nitrospira. Ada beberapa zat nitrat heterotripok yang
memproduksi hanya level rendah dari nitrit dan nitrat dan sering digunakan
organik sumber organik dari nitrogen daripada amonia atau nitrit. Nitrifiers terdapat dalam kultur
kontaminasi yang dicobakan untuk efisiensi nitrat. Nitritfikasi tidak hanya
diproduksi nitrat tetapi mengubah pH menjadi rendah ke sifat asamnya.
Nitrat dapat terlihat pada proses biokimia yang
diproduksi oleh nitrifikasi.
NO3- à NO2- à NO
à N2O à N2
D. Bioremidiasi dari H2S
Sulfur adalah bagian yang menarik di
budidaya perairan, karena itu penting dalam sedimen anoxic. Dalam kondisi
aerobik, organik sulfur didekomposisi oleh sulfida dimana untuk mendapatkan
perubahan zat menjadi sulfat. Sulfat merupakan suspensi tinggi dalam air dan
perlahan – lahan berhamburan dari sedimen. Oksidasi sulfit tidak langsung
dilakukan oleh mikroorganisme dalam sedimen, walaupun dapat terjadi dalam
proses kimia. Bakteri bentik fotosintetik
menghancurkan H2S pada dasar kolam memiliki kedalaman yang
digunakan dalam budidaya perairan untuk mempertahankan pertahanan lingkungan.
2. Produk
ini sudah berpotensi bagi perikanan karena microorganisme memanfaatkan buangan
organik untuk pertumbuhannya baik unsur kimia maupun energi hasil pemecahan.
Bioremidiasi merupakan proses pengolahan limbah dan pencemaran lingkungan atau
upaya pemulihan biologis dengan menggunakan bakteri atau mikro-organisme
(organisme hidup) misalnya untuk membersihkan lapisan tanah dan limbah minyak,
gasolin atau solar menghilangkan polutan dari sebuah waduk/badan air/laut. Produk
bioremidiasi yang berpotensi adalah Bacillus
sp. dan Pseudomonas sp.
3. Bioremidiasi adalah pemanfaatan organisme untuk
membersihkan senyawa pencemar dari lingkungan. Pada proses ini terjadi
biotransformasi atau biodetoksifikasi senyawa toksik menjadi senyawa yang
kurang toksik atau tidak toksik. Proses utama pada bioremidiasi adalah
biodegradasi, biotransformasi dan biokatalis.
Pada bioremediasi microbial terdapat
faktor-faktor utama yang menentukan: yaitu Populasi mikroba, Konsentrasi
nutrien, Pasokan oksigen, Suhu dan kelembaban.
Bioremidiasi yang melibatkan mikroba terdapat 3 macam yaitu merangsang
pertumbuhan mikroba endogenik (biostimulasi), menambahkan mikroba yang sudah
beradaptasi pada daerah yang tercemar sehingga meningkatkan kemampuan populasi
mikroba endogen (bioaugmentasi) dalam biotransformasi, dan terakhir
bioremidiasi tanpa campur tangan manusia (bioremediasi intrinsik). Bioremidiasi berdasarkan lokasi terdapat 2
macam yaitu bioremidiasi in situ (proses
bioremidiasi yang digunakan berada pada tempat lokasi limbah tersebut) dan
bioremidiasi ex situ (bioremidiasi
yang dilakukan dengan mengambil limbah tersebut lalu ditreatment ditempat lain,
setelah itu baru dikembalikan ke tempat asal).
Proses bioremadiasi in situ
pada lapisan surface juga ditentukan oleh faktor bio-kimiawi dan hidrogeologis.
Kepentingan Bioremidiasi dalam
perikanan yaitu :
- Meningkatkan
kualitas air agar menjadi lebih baik
- Meningkatkan
kesehatan pada ikan dan udang.
0 reflection:
Post a Comment