kebanyakan dari kawan-kawan
saya sudah menikah. Setiap saya berkunjung di jejaring sosial facebook, mereka
yang sudah berstatus maried memajang foto pre-wedding atau foto pernikahannya,,
setiap bertemu dengan senior2 di kantor, selalu saja membahas tentang menikah. Huftt.....
saya masih berkutat dengan dunia kerja, malas rasanya memikirkan sebuah
pernikahan secara detail,, karena jawabnya berujung pada belum ada keberanian
untuk berkomitmen. Masih ini lah,, pengen itu lah,, hehehe dan saya berkomitmen "Menikah bukan karena umur, tapi menemukan telah pria yang sholeh". Untuk malam ini, saya mencoba meluangkan
sedikit waktu apa yang ada di benak saya,,, dan ini akan menjadi salah satu
mimpi saya, terinspirasi oleh pernikahan ala mba ayu salah satu pengajar muda
Indonesia Mengajar.
LAMARAN
ACARA. Seserahannya adalah pilihanku dan barang yang biasa kupakai dan buku atau novel masuk dalam list seserahan. Budgetnya 8 Juta. Tidak ada cincin tunangan. Yang datang pun saya
minta hanya keluarga inti dan wakil dari keluarga yang ditunjuk sebagai juru
bicara. Dari keluarga saya, yang hadir menerima lamaran hanya saya, mama, papa,
dan adik saya.
MAKAN-MAKAN. Biasanya, acara lamaran
akan diakhiri dengan makan-makan bersama di rumah mempelai yang dilamar. Untuk
praktisnya, saya memutuskan untuk kita makan di restoran saja. Jadi saya tidak
perlu berberes rumah, memasang tenda, menyewa katering + tenda + piring + gelas,
dan sesudah selesai acara harus beberes dan mencuci piring + gelas yang kotor.
Uh.
DRESS UP. Saya juga secara spesifik
meminta agar tidak ada siapapun dari keluarga manapun yang datang dengan
berpakaian yang berlebihan dan berdandan yang di luar kebiasaan. Saya sendiri
hanya akan mengenakan baju batik. I love batik..
TANGGAL. Penentuan tanggal lamaran
sama sekali tidak menggunakan primbon betaljemur adammakna maupun hitungan
weton lainnya, tapi akan menggunakan Kalender Akademik Dinas Pendidikan
Nasional Tahun Ajaran sebagai pedomannya.
COST. Total biaya
lamaran, tidak lebih dari 10 juta.
ACARA PERNIKAHAN
ACARA. Saya ingin 1) acaranya tidak
besar dan tidak formal dan kami berdua yang menentukan acaranya, dan 2) seluruh
biaya harus berasal dari kantong kami berdua.
Saya tidak mau pakai adat apapun.
Jadi acara saya benar-benar hanya akad nikah, yang kemudian dilanjutkan dengan
acara makan-makan di restoran pilihan. Tidak ada dekorasi, tidak ada MC, tidak
ada organ tunggal dan penyanyi, tidak ada pelaminan, tidak ada antrean panjang
untuk bersalaman dan berfoto. Jadi kami mengundang teman-teman dan keluarga
benar-benar hanya untuk acara makan malam.
UNDANGAN. Saya pemuja prinsip
keefisienan dan kepraktisan. Buat saya, selama bisa dibuat efisien dan praktis,
mengapa harus ribet. Dengan menggunakan undangan konvensional yang dicetak di
kertas indah, akan ada beberapa inefisiensi, yaitu 1) kami harus mengeluarkan
biaya untuk mendesain dan mencetak undangan, 2) kami harus meluangkan waktu
khusus untuk mengecek ejaan nama + gelar setiap tamu yang akan diundang dan
alamat lengkapnya. Maka kami memutuskan tak akan pakai undangan konvensional.
Cukup pakai email, sms, facebook, twitter, dan blackberry message. Rasanya
sudah lebih dari cukup.
MAKAN-MAKAN. Sesuai dengan prinsip
kepraktisan, saya menghindari mengadakan acara di rumah (yang berarti saya
harus beberes rumah + memasang tenda (sehingga menutupi jalan dan menyusahkan
banyak orang) + menyewa katering lengkap dengan piring dan gelasnya), dan saya
juga menghindari acara di gedung pertemuan, karena, well, saya tidak sedang
mengadakan pesta resepsi, tapi saya hanya mengundang makan-makan. Maka restoran
adalah tempat yang paling pas. Keuntungannya, karena acaranya di restoran, 1)
kemungkinan untuk kekurangan makanan kecil, karena dapurnya ya di situ juga, 2)
saya tidak perlu lagi mengeluarkan biaya sewa gedung atau tenda dan peralatan
pesta lainnya.
Oh ya, karena saya tidak suka konsep
antrean di meja prasmanan, maka makanan akan langsung dihidangkan di meja-meja
oleh waitress. Jadi tamu hanya perlu memilih tempat duduk dan makan.
Piring-piring kotor, karena ini restoran, ya akan langsung dibereskan oleh
waitress.
DRESS UP. Saya tidak ingin di hari
pernikahan saya, saya justru tidak bisa berjalan-jalan dengan bebas kesana
kemari untuk menyapa teman-teman saya. Atau justru saya harus berhati-hati
makan karena takut make up saya luntur.
Maka kriteria saya untuk pakaian
saya hari itu adalah sederhana dan harus nyaman sehingga saya bisa berlari-larian
ketika mengenakannya. Jadi, saya merencanakan untuk mengenakan kebaya sederhana.
Oh ya, dan tentu saja tidak ada seragam keluarga yang mahal dan merepotkan.
CINCIN. Saya memilih cincin emas putih dengan ukiran infinity, yang menandakan jumlah yang tidak terbatas.
BUKU TAMU. Buku tamu biasanya berat
dan tidak pernah dibuka-buka lagi selama-lamanya, setelah hari pernikahan. Maka
saya tidak mau menggunakan buku tamu biasa. Rencananya, kami akan menggunakan
beberapa foto yang kami cetak besar dan diletakkan di pigura yang lebih besar
lagi, dan para tamu akan kami persilakan untuk membubuhkan tandatangan di
pinggiran foto-foto tersebut. Juga, karena beberapa teman saya pandai menulis
puisi, saya akan mengeprint puisi mereka besar-besar, dan orang-orang juga bisa
tanda tangan di sana.
SUVENIR. Suvenir biasanya juga
merupakan elemen yang merepotkan dan menghabiskan banyak biaya. Belum lagi
karena semakin banyaknya acara pernikahan, biasanya suvenir-suvenir takkan
bertahan lama. Bisa jadi benda pernak-pernik kecil itu, maaf, pada akhirnya dibuang
karena hanya akan menumpuk di sudut meja dan mengumpulkan debu. Maka kami
memutuskan memberikan suvenir yang tidak biasa dan tidak boleh dibuang, serta
mencerminkan kepedulian kami akan keadaan bumi yang sedang dilanda global
warming. Kami akan memberikan bibit pohon atau bibit anggrek yang dikemas dalam
botol.
FOTOGRAFI. Kami menolak acara
pengambilan foto pre-wedding, sebenarnya karena kami tidak akan punya waktu
untuk itu. Tapi selain itu, demi menegakkan prinsip keefisienan, rasanya foto
pre-wedding tidak perlu-perlu sekali. Fotografer selama acara pernikahan akan
ada (temen dan saudara2 saya, jadi gratis!), tapi kami meminta mereka untuk
mengambil foto-foto candid, bukan foto yang disetting. Dan, ide kerennya
adalah, kami akan meletakkan beberapa kamera disposable di meja-meja tamu, dan
semua tamu dipersilakan untuk ikut menjadi fotografer dadakan. Seperti apa ya
hasil jepretan amatiran ini! hehehe
COST. Mari saya
mulai dari biaya yang sudah kami hemat. Biaya gedung bisa mencapai 25 juta. Biaya undangan 10 juta. Makan-makan mewah dengan undangan
ribuan orang bisa 100 juta. Acara dengan MC dan band bisa 10 juta. Baju
pengantin bisa 5 juta, ditambah dengan seragam keluarga 15 juta. Cincin berlian
50 juta. Buku tamu mungkin sejutaan. Suvenir 10 juta, dan fotografi lengkap
bisa 10 juta. Berapa? 240 juta! Uh.
Tarik napas.
Baiklah, sekarang
biaya yang akan saya keluarkan.
Gedung 0 rupiah. Seserahan 8 Juta. Makan-makan untuk kira-kira 150 orang, 20 juta. Undangan 0 rupiah. Baju kebaya saya 1 juta, ditambah dengan bajunya mempelai pria dan
ongkos jahit total sekitar 2 juta. Seragam keluarga 0 rupiah. Cincin berdua 10 juta. Buku tamu 0 rupiah tapi kami akan ada pengeluaran untuk memperbesar foto
dan beli pigura, anggaplah sekian ratus ribu. Bibit pohon sekian 2 juta.
Fotografer 0 rupiah. Berapa? Ditambah dengan ongkos KUA dan menyumbang masjid
tempat akad, plus beberapa hal yang belum diperkirakan, total jendral mungkin
sekitar 50 juta.
Maka sisa tabungan
kami akan kami gunakan untuk memulai hidup kami yang baru.
Sampai di sini,
ada catatan kecil. Ada juga yang bertanya, apakah biaya menyewakan hotel untuk
saudara-saudara tidak dihitung? Nah, itu kan tinggal tergantung kesepakatan
saja.
Dan sungguh, besar kecilnya acara (dan biaya), adalah kita sendiri yang
menentukan.
Saya tidak mau
terbosankan dengan rangkaian acara adat yang panjang dan tidak saya pahami.
Saya tidak mau duduk saja di pelaminan dan menyalami ribuan orang sampai bibir
saya capek tersenyum dan tangan saya pegal, dan perut saya merintih kelaparan;
sementara saya hanya bisa menyaksikan teman-teman saya bereuni sambil
makan-makan di bawah panggung.
Saya tidak mau
menyebar undangan terlalu banyak yang pada akhirnya saya tidak kenal lagi siapa
yang sedang saya salami.
Saya tidak mau
membuang uang untuk membuat undangan dan suvenir yang pada akhirnya hanya
menambah sampah di bumi.
Tulisan ini bukan
tentang bagaimana cara berhemat, tapi ini tentang apa yang kita mau punyai
ketika hari pernikahan kita. Dan kebetulan apa yang saya mau, harganya tidak
mahal.
Your wedding is your day so you should be
able to do it your way.
Rancanglah acaramu
sesuai dengan apa yang kalian berdua inginkan. Menurut saya, acara pernikahan
adalah momen terbaik untuk menunjukkan kreatifitas lewat ide-ide orisinal serta
menyatakan prinsip-prinsip yang kalian pegang teguh. Bagi saya, prinsip-prinsip
itu adalah anti-formalitas, kepraktisan/efisiensi, dan peduli bumi.
8 reflection:
Hai Sist...
Postinganmu ini sungguh menarik. Ternyata masih ada wanita yg berani take in charge utk kebahagiaannya sendiri melepaskan tuntutan adat yang kurang bermanfaat.
Prinsip efisiensi ini seharusny lebih bisa dipakai dibnyk pasangan diluar sana.
Beberapa hal yang menarik menurut saya :
- senyum basa basi menyalami ribuan tamu: Bgmn kita bisa bercengkrama / 'reuni singkat' dgn teman yg baru ketemu saat acara itu bila harus jaga 'pos pelaminan'.
Pengantin yg Mobile dlm acara namun mudah ditemui seharusny bisa jadi alternatif
- Makan-makan : Ya... yang terjadi menurut pengamatan sempit saya makan2 pd resepsi itu adalah kasih undangan mahal, sediakan buffet all u can eat, diganti amplop kosong / sekedarnya, dicibir bila katering tidak profesional dan doa restu yg sesungguny ada / tidak ketika hadirin sibuk mengenyangkan diriny masing2.
Makan direstoran ala meja meeting seharuny bisa mendekatkan kedua keluarga pada saat2 awal "pertemuan keluarga" ini. Dsaat makan ini seharusny bisa mengenal siapa, apa, n bagaimana setiap anggota keluarga pasangan. Dibanding dgn sungkem sekali langsung hunting gubugan.. mana yg lebih membuka komunikasi :D
heboh pas lamaran: bagi 'kebanyakan' org ini adalah moment besar, namun yang jadi keribetan disini adalah keluarga jauh yang toh pd keseharian tidak bnyk ada andil/peran tp mau ikut2an ribet pada saat acara. Mmg sebaikny hny juru bicara dan keluarga inti. diluar itu cukup hormati / ikuti apa yg telah disepakati.
"Your wedding is your day so you should be able to do it your way"
Quote ini sungguh berkesan,,, saya bersyukur sekali bisa menemukan blog ini.
Ternyata sy tidak sendirian dgn pikiran sy bila acara "saya" harus dijalankan sesuai cara "saya"
Dibalik tulisan hebat ini ada wanita matang dan berani take in charge berserta resikonya dengan cara "orang dewasa".
Gdluck Sist
Shandy
kapan ya bisa melaksanakan ide ku ini. hahaha jauh-jauh hari sudah dibicarakan oleh orang tua, semoga bisa mempermudah jalanku nanti.
bagaimana dengan acara weeding kamu Shandy?
Halo mba cindyyyyyyyy... yampun seneng banget ketemu blog inih!!!
mba saya mau tanya2 tentang wedding nya waktu itu makan2 di Resto mana? saya juga mau punya konsep yang sama.. pingin yang tidak besar dan simple acaranya tapi sayangnya jarannggg banget ada yang nulis referensi di blog ttg wedding dengan konsep kayak gitu.. ada sih beberapa pengalaman orang2 tapi konsepnya mereka "hemat" tapi rame (undangan tetep 300-500an) dan rata2 diadain dirumah.. sedangkan saya gak pingin diadain dirumah tapi mau direstoran juga.
thank you before :)
Hy Shanda...
kamu ada di kota mana?
resto yang secara umum, contohnya RM Pringsewu, Rumah Kayu (BSD),
kamu bisa mulai hunting rumah makan di kota kamu yang punya sarana yang luas, rasa yang direkomendasikan dan harga yang sesuai budget. untuk pilihan menu tamu, kamu bisa koordinasikan kepada pihak restonya. kamu dapat membuat daftar menu tersendiri di hari special kamu.
Jika tamu relatif banyak sedangkan tempat tidak memungkinkan, kamu bisa membagi tamu undangan menjadi beberapa bagian. Misal : term 1 untuk tamu ortu. term 2 untuk tamu kalian.
Hay kak Cindy. Wah kerennya. Begini juga konsep yg aku pengen. BTW resto rumah kayu boleh ya kak ambil makanan aja? Waktu itu liat di web nya dia sediain wedding package kan kayanya..
Haii mb cindy, salam kenal ya :)
Nemu blog ini smcm new idea bgt bgt scra Q jg pgn acara yg simple, efisien, tp sangatt berkesan..
Btw, kamera disposable tu yg spt apa ya? Hahahah..
Btw, konsepx ga pake MC kan ya? Trz running acaranya spt apa?? Q belum kepikiran nih, hehehe
Please share ide yaa.. Thx a lot :)
Post a Comment