Wednesday, December 10, 2014

Backpacker To Bandung

Jenuh.. jenuh.. jenuh… mau jalan-jalan tapi belum tahu mau kemana kaki melangkah.. setelah membandingkan Malang, Bogor, Anyer dan Bandung dan akhirnya dengan mendadak kepo terhadap sebuah ibukota yang bernama Bandung.

Okay,, jumat jam 20.00 langsung telp agen tiket ravesee  untuk memesankan tiket kereta api untuk 1 orang. Berangkat dari Pinangranti pukul 05.00 menuju Gambir dan menggunakan busway. Hari sabtu dan Jam 05.00 pun saya tidak mendapatkan duduk. Tiba di Gambir jam 07.00, aku tidak terlalu lama menunggu. Banyak juga yang ingin mengunjungi Bandung di akhir pekan.




Duduk manis di bangku yang telah dipesan, selalu request duduk dekat jendela. Karena pandangan dekat jendela itu lebih luas dan untuk menyegarkan mata melihat yang hamparan permadani yang hijau ataupun hiruk pikuk kehidupan kota.




Setelah perjalanan 3 jam di ular besi itu, akhirnya mendarat di Stasiun Bandung Hall. Perut sudah melilit nggak karuan, karena nggak sempat makan malam dan sarapan pagi sehingga memutuskan untuk menambah energi di Hokben. Walau itu engga banget untuk wisata kuliner dan di Jakarta pun bertebaran Hokben dimana-mana. Jauh-jauh ke Bandung cuma makan Hokben, biarlah… :p


Tujuan perjalanan hari ini adalah :
Dari Stasiun Bandung Hall, cukup naik 1 kali angkutan umum yang tujuannya ke Cisitu. Efek dari kenaikan BBM, ongkos nya Rp. 5000. Saya memulai perjalanan ini pukul 10.30. lets Go !!


#Kampus ITB
Betapa penasarannya dengan kampus satu ini.. udara sejuk banget, rimbun tapi terlalu banyak pedagang kaki Lima nya dan Kuda. Kenapa ya banyak kuda?? umz,, lain kali akan kutanyakan pada temanku..


Saya tidak menjelajahi fakultasnya satu persatu, dan melewati Arsitek, ada sisa-sisa dari pasar Seni ITB. Saya telat untuk mengunjunginya…



Pada perjalanan kali ini, lebih mengandalkan google map.. yippy.. "akan kemana kita" kata Dora.

Melanjutkan perjalanan dan menemukan MBA ITB.. mupeng ikkhh bisa menjadi bagian dari kampus itu.. bismillah deh, semoga ada malaikat yang mengamini nya…


#Bandung Indah Plaza
Tidak berbeda jauh dengan Mall yang ada di Jakarta, jadi numpang lewat saja.


Lalu, menemukan pesan di grup WA bahwa ada tempat yang wajib dikunjungi yaitu gedung Sate. Mari lihat peta, dan ternyata harus memutar balik. Humzz.. kira-kira naik apa dari BIP ke Gedung Sate?? Setelah bertanya kemana2 tak ada yang menjawab secara akurat dan meyakinkan, daripada diculik dan dibuang, akhirnya berjalan sedikit, sedikit.. eh tiba-tiba nyampe deh…

#Gedung Sate
Aku sudah berekspektasi tinggi dengan namanya Gedung Sate, ternyata hanya bisa dipandang dari luar saja. Sebenernya bisa siy mengeksplor lagi akan tetapi perlu surat menyurat dan ijin yang lebih ribet lagi.

Gedung Sate yang pada masa Hindia Belanda itu disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Walikota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920, Gedung Sate Bandung merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan China yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak (Balai Kota Bandung).



Dalam sejarah Gedung Sate, selama kurun waktu 4 tahun pada bulan September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf dan Perpustakaan).

Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara berciri wisata Indonesia.

Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah salah satu tempat wisata Bandung yang memiliki bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl), sehingga tidak mustahil bila keanggunan tempat wisata Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate.

#Museum Geologi 
Jaraknya dekat dengan Gedung Sate, yaitu 200 meter. Akan tetapi, jam kunjungnya adalah 08.00 - 14.00 . dan saya telat 60 menit untuk berharap menikmati museum tersebut. Masih Penasaran dengan isi dari museum tersebut, saya mencoba menjelajah dengan mozilla :

#Taman Lansia
Taman ini masih diperbaiki, berhubung cuaca sudah gerimis dan sore. Saya tidak melihat lansia yang sedang menikmati keindahan taman ini. Kenapa dinamakan Taman Lansia?


#Bandung Indah Plaza
Rute jalan yang salah memang, jadi melewati BIP lagi dan hujan yang relatif deras membuat baju saya setengah kuyup. Terpaksa masuk dan berteduh sejenak. Arloji saya sudah menunjukkan pukul 14.00. OMG, masih bisa kah saya menyelesaikan perjalanan ini??


Hap… Hap… Hap.. saatnya pemimpi kecil bermain hujan-hujanan.. hahaha

Salah satu cara untuk menikmati perjalanan adalah berjalan di rintik hujan dengan memegang Tab yang menunjukkan kemana kita akan pergi.. 


Jalan merdeka relatif lenggang setelah hujan mengguyur untuk beberapa saat. Pengguna motor lebih memilih untuk berteduh dan saya tetap jalan..  ^_^



#DPRD, Walikota, Balai Kota
jalannya tetep sepi, sehingga saya pun nyaman berjalan kaki di pusat pemerintahan. 





Saya lupa bawa gembok nya..  >_< jadi tidak bisa memasang di sana. 




#Jl. Braga
Sehari sebelum memutuskan untuk berkunjung ke Bandung, mendapat info bahwa ada wisata kuliner di Jl. Braga. Akan tetapi, saya tak menemukan stand-stand untuk wisata kuliner kali ini... 





#Jl. Asia Afrika
Saya bertemu dengan pria cina berumur yang sedang berteduh menanti adiknya. Kami bercerita singkat mengenai jl. Asia Afrika dan menikmati suasana sore. Saya bertemu dengan orang baik yang mengantarkan saya ke Gedung Merdeka.. 




Saya sudah tiba di penghujung perjalanan. Saatnya kembali ke Stasiun...




#Pasar Baru
Pusat perbelanjaan murah ala Tanah Abang van Jekardah. Jalan pintas dari Jl. Asia Afrika ke Stasiun Bandung Hall. 



Horee.. sudah sampai lagi di Stasiun Hall... pukul 17.15 WIB. Terlalu sore untuk tiba di stasiun, akan tetapi saya sudah cukup capek berjalan sehingga memilih mengakhiri perjalanan. 




Ternyata kalo kita jalan-jalan dengan jalan kaki, mata kaki kita bakal jadi lebih jeli terhadap sesuatu yang ada disekitar kita. Menurut Jebraw (malesbanget.com), jalan kaki saat kita jalan-jalan berarti menjalin relationship dengan tempat itu. Kita akan lebih akrab dengan tempat itu dengan jalan kaki, kita bisa lihat setiap centimeter jalan yang kita langkahi. Jadi kita bisa lebih peka terhadap apa yang terjadi di sekitar kita.

Dan yang terpenting adalah mensyukuri anungrah Alla masih memiliki kaki untuk berjalan dan mengambil andil besar terhadap penghematan energi bumi, pelestarian alam dan pencegahan pemanasan global yang berkelanjutann… beraat ya bahasanya… 

dan menjelajahi kota sendirian itu, nggak terlalu buruk koq... ^_^

signature

0 reflection:

Post a Comment