Tuesday, December 27, 2011

Fethullah Gülen Hoca Efendi

Metode Memahami Dan Memahamkan Ajaran Rasulullah Saw Menurut Fethullah Gülen Hoca Efendi


A.               Pendahuluan
Fethullah Gülen dikenal dengan kehidupan yang bersahaja dan sederhana. Sejak tahun 1958, Beliau berjuang untuk menyampaikan arti penting dari pemahaman dan toleransi kemanusiaan kepada masyarakat dalam rangka memecahkan persoalan di masyarakat dan kebutuhan spiritual. Usaha reformasi sosial yang dilakukan pada tahun 1960 tak menunjukkan tanda-tanda berhenti dan telah menjadikan dirinya salah seorang tokoh termasyur dan dihormati di Turki, dan membuat banyak orang di seluruh dunia berusaha sebaik-baiknya untuk mengimplementasikan visi-visinya.
Fethullah Gülen adalah seseorang yang sederhana, tetapi ide-idenya rasional dan aktivitasnya nyata. Beliau merangkul semua manusia untuk menentang keingkaran, ketidakadilan dan kesesatan. Keyakinan dan kebijaksananya dapat memecahkan permasalah dengan suatu pendekatan. Beliau adalah contoh dari cinta, semangat dan perasaan, serta sangat seimbang dalam hal pemikiran, perbuatan dan dalam hal menghadapi persoalan.
Fethullah Gülen menghabiskan hidupnya untuk berusaha menyuarakan tangisan dan ratapan kaum Muslim pada khususnya dan manusia pada umumnya, serta menyuarakan keyakinan, harapan dan aspirasi mereka. Kendati beliau menanggung kesedihannya sendiri, beliau merasa tersentuh oleh kesedihan yang berasal dari orang lain. Dia merasakan hantaman terhadap kemanusiaan seolah-olah mengenai hatinya sehingga dia pernah berkata “setiap kali saya melihat daun gugur dari dahannya di musim gugur, aku merasa keperihan seolah-olah tanganku di potong”.
Pemikiran Gülen melahirkan gabungan antara agama dan sains, tradisional dan modernitas, spiritualitas dan intelektual, rasio dan wahyu, akal dan hati.  Gülen  mengkritik pandangan hidup materialis, ia menegaskan bahwa harmoni sosial dengan alam, serta  dengan  manusia  dapat diraih jika material dan spiritual dapat dipadukan; 
Religion reconciles opposites that seem to be mutually exclusive: religion-science, this world- the next world, nature-Divine Books, the material - the spiritual, and spirit -body.”
Menurut Gülen, agama dapat menjadi benteng pencegah kehancuran yang ditimbulkan oleh materialisme sains, menempatkan sains pada tempatnya, dan mengakhiri konflik berkepanjangan di antara manusia dan antar agama.
Prinsip gerakan Gülen berusaha untuk tidak mengusung kembali masa lalu, mengagungkan romantisme masa awal Islam, tetapi menyegarkan modernitas dengan nilai-nilai tradisional. Beliau memimpikan generasi muda akan mengkombinasikan “pencerahan” intelektual dengan spiritual murni, kebijaksanaan dan aktivisme yang berkesinambungan. Sebagai tokoh yang mempunyai pengetahuan sangat luas dalam bidang keagamaan dan ilmu sosial sangat akrb dengan ilmu material. Beliau membimbing semua muridnya dalam bidang-bidang tersebut. Salah satu keyakinannya adalah bahwa jika ingin mengusai massa, jangan pisahkan mereka dari pengetahuan sebab hanya melalui pengetahuan tirani dapat digulingkan. Tujuan Gülen adalah mendidik generasi yang memiliki kedalaman spiritual, terlibat dalam pengejaran intelektualitas, dan berkomitmen melayani seluruh manusia. Bagi Gülen, “melayani manusia berarti melayani Tuhan”. Ia mendorong pengikutnya untuk membuka sekolah  dan univers itas modern, dengan fokus pada sains dan bahasa.
Beliau percaya bahwa keadilan hanya dapat muncul dan dipertahankan melalui pendidikan universal yang memadai. Melalui pengembangan inilah akan muncul pemahaman dan toleransi yang memadai dalam masyarakat demi menghargai hak-hak orang lain. Untuk tujuan ini beliau secara terus menerus mendorong para elit masyarakat dan pemimpin lokal, industrialis dan masyarakat usaha dalam komunitasnya untuk mendukung pendidikan yang berkualitas bagi mereka yang membutuhkan.
Usahanya tak kenal lelah mulai membuahkan hasil ketika murid-murid yang lulus dari sekolah-sekolah yang dibuka ke Turki dan Asia Tengah mendapatkan tempat terhormat dalam tes masuk universitas dan secara konsisten meraih posisi puncak dalam Olimpiade Pengetahuan Internasional.
Gülen memperkenalkan suri tauladan dari Nabi Muhammad SAW dan kepribadian istimewa serta mulia. “Air kehidupan” untuk keselamatan manusia harus dikenal oleh siapa saja. Nabi Muhammad SAW adalah kebanggaan umat manusia. Selama 14 abad ini, banyak para pemikir, filsuf, ilmuwan, dan ulama yang merupakan bintang cemerlang di dunia intelektual, telah berbaris di belakangnya dengan penuh rasa hormat dan kagum, serta merasa bangga menjadi salah seorang dari umatnya.
Kebesarannya Nabi Muhammad SAW mudah untuk diapresiasi dan dipahami karena kita masih mendengar kalimat “Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah” dari menara azan lima kali dalam sehari. Waktu tak menjadikannya lupa akan kebenaran tentang dirinya. Jika manusia menggunakan institusi sosial dan pendidikan, maka generasi muda akan mengikuti jalan Rasullullah. Kendati ada kekurangan dalam diri manusia, banyak orang yang mengambil “gelas” mereka dan segera mengisinya dari “mata air murni” ini. Di setiap bagian dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, kebangkitan Islam tengah terjadi. Kaum Muslim menaburi tanah ini dengan benih-benih kebahagiaan di masa depan. Islam berkembang dimana-mana dan menyebar seperti yang pernah terjadi pada Masa Kebahagiaan, yakni masa Nabi Muhammad SAW.
Kaum Muslim yang taat kepada Islam sebagian besar tak sadar telah membuka jalan generasi baru untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW di bawah cahaya dan kemajuan ilmu pengetahuan. Mereka yang sebelumnya mengeksploitasi sekolah-sekolah dan universitas atas nama keingkaran, kini mulai berlari kepadanya. Bahkan orang-orang ternama seperti Maurice-Bucaille dan Roger Garaudy telah menyaksikan kepalsuan dalam sistem kepercayaan mereka dan beralih menuju ajaran Nabi Muhammad SAW, yaitu Islam. Maurice-Bucaille adalah dokter dan saintis perancis, sedangkan Roger Garaudy adalah salah satu penganut ideologi komunis yang sebelumnya menjabat seketaris jendral Partai Komunis.
Pengenalan metode yang telah dilakukan oleh Fethullah Gülen Hoca Efendi berdasarkan ajaran Rasulullah SAW sangat penting dan bermanfaat bagi semua orang. Oleh sebab itu diperlukan uraian secara sederhana mengenai hal-hal yang terkait dalam kehidupan bersosial dan beragama menurut ajaran Rasulullah SAW.



B.                Pembahasan
Jika ada kekurangan dalam ajarannya tentang kemanusiaan, tujuan dari kenabian tidak akan terealisasikan secara penuh. Dia mengatakan: Setiap Nabi sebelum aku membangun beberapa bagian dari bangunan yang indah, tetapi ada satu celah yang perlu ditutup. Setiap orang yang lewat akan mengatakan: “Aku ingin tahu kapan bangunan ini akan selesai.” Orang yang menyempurnakannya adalah aku. Setelah aku, tidak ada lagi cacat dalam susunannya.
Al Qur’an membenarkan ini: Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu (Q.S. 5:3). Singkatnya, Nabi mereformasi, melengkapi dan menyempurnakan jalan hidup yang kurang, cacat, atau menyimpang dari kehendak Allah. Semua Nabi sebelumnya dikirim untuk umat tertentu dan waktu terbatas. Tetapi, karena Allah memilih Nabi Muhammad SAW dan Islam untuk sepanjang zaman dan semua orang, maka Islam adalah kesempurnaan dari pertolongan universal-Nya atas ciptaan-Nya. Dia menciptakan Islam sedemikian rupa sehingga memuaskan semua orang. Seseorang lebih baik mencari kebenaran dan prinsip-prinsipnya dalam rangka mendesain hidup mereka agar sesuai dengannya daripada mencari kesalahan Risalah dan prinsip yang disampaikan Rasulullah.
Nabi adalah manusia sempurna, lengkap dan saleh. Dia mengubah orang yang liar dan mampu menyatukan mereka ke dalam satu bangsa yang kuat. Segala kejahatan dapat ditemukan di Arab. Nabi menghapus semua kejahatan itu dan menggantikannya dengan kebaikan dan kebajikan yang mendalam yang menyebabkan umatnya menjadi para pemimpin dan guru dari dunia beradab.
Nabi Muhammad SAW hadir pada saat manusia kehilangan pengetahuan mereka yang terbalik menyembah berhala batu, tanah, roti, dan bahkan keju. Pikiran dan moral mereka sangat rusak sehingga mereka akan memotong-motong berhala dan memakannya. Satu-satunya dalil yang mereka percaya adalah mereka mengikuti jejak nenek moyang mereka. Mereka mengubur putri mereka hidup-hidup, wanita dipandang rendah, bukan hanya di Arab pra Islam saja tetapi juga di kawasan Romania dan Sassanid.
Setelah Muhammad dinyatakan kenabiannya, seorang sahabat menceritakan kepadanya apa yang pernah ia lakukan kepada putrinya:
Wahai Rasulullah, dulu saya punya anak perempuan, suatu hari saya meminta pada ibunya untuk didandani sebab saya akan membawanya pada pamannya. Istriku yang malang tahu apa arti hal ini tetapi  tidak dapat berbuat apa-apa kecuali patuh dan menangis. Ia mendandani anak perempuan itu yang sangat gembira karena akan bertemu dengan pamannya. Saya membawanya kebibir sumur dan menyuruhnya untuk melihat kedalam. Saat dia sedang melongok kesumur, saya tendang dia masuk kedalamnya. Saat ia melayang jatuh dia berteriak: ayah..ayah...
Saat dia menceritakan kisah ini, Nabi Muhammad SAW menangis terisak-isak seolah-olah dia telah kehilangan salah satu kerabat dekatnya. Hati telah mengeras, setiap hari sebuah lubang digali di gunung untuk bayi, mengubur bayi tak berdosa. Manusia lebih brutal dan kejam daripada hiyena (sejenis macan), yang kuat menindas yang lemah. Kebrutalan dilakukan atas kemanusiaan, kekejaman, disetujui, haus darah dipuji, pertumpahan darah dianggap kebaikan, dan perzinahan serta perselingkuhan lebih lazim ketimbang perkawinan yang sah. Struktur keluarga dihancurkan.
1.            Kehidupan Rasulullah Saw Sebelum Kenabian
Nabi Muhammad telah diciptakan sebagai orang besar sebelum diberi wahyu dan sebelum menjadi rasul. Sejak kecil beliau sudah menghindarkan diri dari penyembahan berhala yang dianggap Tuhan oleh nenek moyangnya dan merupakan sumber kejayaan di seluruh Jazirah Arabia saat itu. Nabi Muhammad SAW dibesarkan dalam pengawasan Allah SWT karena ayahnya Abdullah telah meninggal sebelum beliau lahir yang berarti beliau harus menaruh semua kepercayaan kepada Allah SWT dan tunduk sepenuhnya kepadaNya. Suatu saat beliau berjalan ke kuburan ayahnya di Madinah beberapa tahun kemudian dan beliau menangis dalam hatinya, saat beliau kembali dan berkata “Aku menangisi ayahku dan memohon agar Allah mengampuninya”.
Sejak kematian ayahnya, Allah mengarahkannya bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah yang tiada sekutu baginya. Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk kota Mekah. Saat Muhammad mengembala, dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Hal tersebut karena beliau ingin melihat sesuatu dibalik semuanya. Pemikiran dan perenungan membuatnya jauh dari nafsu duniawi, sehingga beliau terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, dan sejak muda beliau dikenal dengan Al-amin, orang terpercaya.
Nabi Muhammad ikut dalam kafilah dagang Syiria (Syam) di usia 12 tahun. Kafilah itu dipimpin oleh Abu Thalib, pamannya. Dalam perjalanan ini, di Busrah (sebelah selatan Syiria), ia bertemu dengan seorang pendeta Kristen bernama Buhaira. Pendeta itu melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk-petunjuk cerita Kristen. Sebagian sumber menceritakan bahwa Pendeta itu menasehatkan Abu Thalib agar jangan terlalu jauh memasuki daerah Syiria, sebab dikhawatirkan orang-orang Yahudi yang mengetahui tanda-tanda tersebut akan berbuat jahat kepadanya.
2.            Tantangan dan Penolakan Arab Quraisy Terhadap Seruan Nabi Muhammad Saw
Nabi Muhammad SAW telah datang kepada kaumnya dengan membawa suatu ajakan dan apabila diterima maka berubalah semua tatanan hidup mereka. Dakwah Nabi Muhammad SAW tidak hanya menyangkut agama mereka semata-mata tapi mencakup keseluruhan lapangan kehidupan. Misalnya : kehidupan politik, kemasyarakatan, harta dan tata rumah tangga mereka. Hal tersebut tidak secara otomatis dan begitu mudah mengajak mereka untuk meninggalkan yang mereka dapat dari Nenek Moyang dan berlaku di negeri mereka. Oleh karena itu, mereka menolak dan menghardik pembawanya agar mau kembali kepada warisan yang telah Nenek Moyang mereka tinggalkan dan mau mengagungkan yang mereka anggap mulia.
Perhatikanlah ketika musuh-musuhnya menyerbu dengan senjata cemoohan yang merupakan senjata paling ampuh untuk membunuh kemauan keras dan paling ampuh mematikan semangat para pejuang. Senjata cemoohan ini lebih menikam daripada siksaan dan penekanan. Pada suatu hari, berdirilah Nabi Muhammad SAW di atas Bukit Shafa sambil berseru kepada orang-orang Quaraisy. Setelah mereka datang semua untuk mendengarkan seruan beliau, lalu beliau pun memberikan peringatan kepada mereka akan adanya hari perhitungan Allah SWT. Mereka seketika meninggalkan Nabi Muhammad SAW dan berlalu pergi, bahkan Paman beliau sendiri Abu Lahab berkat kepadanya; “ Celakalah Kau Hai Muhammad! Hanya untuk inikah kau memanggil kami……?”
Mereka berpesan satu sama lain ; “jangan kamu dengarkan dengan sungguh akan Al-Qur’an ini dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya supaya kamu dapat mengalahkannya (mereka)”. Mereka paham bahwa senjata cemooh sangat ampuh untuk melawan dakwah daripada penekanan dan penyiksaan, sehingga mereka tidak akan bisa melupakan cemoohan itu. Maka mereka takut, mereka bahkan bertambah congkak. Seorang diantara mereka berkata dan mengejek ; “Hai orang-orang Quraisy, tahukah anda sekalian apa itu pohon Zakum yang disebut Muhammad untuk menakut-nakuti kalian? Zakum itu sebenarnya ialah sejenis kurma Yastrib yang jelek terdapat di Zubdi”.
3.            Strategi Dakwah Nabi Saw Sebagai Pemimpin Negara
Salah satu pelajaran berharga yang harus diambil dari Rasulullah SAW adalah cara Rasulullah mengolah dakwah beliau agar bisa diterima oleh seluruh masyarakat. Sebagian orang berpendapat bahwa mudah menyampaikan pesan suci kepada masyarakat karena cara menyampaikannya ini tidak ada bedanya dengan cara menyampaikan pesan-pesan yang  lain.
Pada saat Allah SAW menurunkan wahyu pertama kali pada Nabi Muhammad di gua hira, maka dengan demikian Allah telah mendeklarasikan beliau sebagai seorang Nabi dan Rasul bagi kaumnya. Setelah Muhammad secara resmi memperoleh kenabian, maka tugas selanjutnya menyampaikan risalah islamiyah kepada seluruh umat manusia. Rasulullah diberikan oleh Allah SWT dengan kebijaksanaan, kesabaran, kekuatan jiwa, dan kekuatan menghadapi tantangan. Dengan modal tantangan tersebut Rasulullah dipanggil untuk bangkit berhadapan dengan  kaumnya sesuai firman Allah Swt dalam surah Al-Mudatsir; 1-3:
 (3) فَكَبِّرْ  (2) قُمْ فَأَنْذِرْ  (1)  يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ  
Terjemahannya: Hai orang-orang yang berkemul (berselimut) (1). Bangunlah, lalu berilah peringatan! (2). Dan tuhanmu agungkanlah (3).
Ayat ini mengajak Rasulullah SAW untuk menyampaikan risalahnya itu, beliau tidak langsung dalam kancah masyarakat, tetapi dahulu ditujukan kepada perorangan, terutama pada keluarga terdekat dan hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam surah Al-Syua’ara; 214:
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Terjemahannya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
Sebagai realisasi dari perintah ayat tersebut, maka rasulullah mulai mengajak saudaranya masuk Islam, mereka yang berhasil masuk Islam pertama kali mendapat julukan Assabiqunal Al-Awwalun (mereka mereka yang pertama masuk islam) mereka itu adalah, Sitti khadijah (Istri Nabi), Ali bin Abi Thalib (anak paman Nabi), Said bin Haristah, Abu Bakar As-Shidiq, Utsman bin Affan, Subair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin Abil Arqam. Rumah dari beberapa orang yang pertama masuk Islam dijadikan sebagai pusat kegiatan dakwah dan dikenal dengan Darul Arqam. Kegiatan ditempat ini menarik orang untuk melakukan kebebasan jiwa, maka masuk Islamlah hamba sahaya lainnya. Disinilah Rasulullah menanamkan ruh tauhid kedalam jiwa para sahabat, sehingga mereka kelak menjadi pembela dan pejuang-pejuang agama yang tangguh.
Langkah dakwah selanjutnya adalah menyeru pada masyarakat umum. Nabi mulai menyeru segala lapisan masyarakat kepada Islam terang-terangan, baik golongan bangsawan maupun hambah sahaya. Mula-mula ia menyeru penduduk Mekah, kemudian penduduk negeri-negeri lain. Disamping itu, ia juga menyeru  orang-orang yang datang ke Mekah dari berbagai negeri untuk mengerjakan haji. Kegiatan dakwah dijalankannya tanpa mengenal lelah. Dengan usahanya yang gigih hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut nabi yang tadinya hanya belasan orang, makin hari makin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja, dan orang-orang yang tak punya. Meskipun kebanyakan mereka orang-orang yang lemah, namun semangat mereka sungguh membaja.
Tiga poin penting dalam penyampaian Risalah Islam adalah kecerdasan, melakukan yang didakwahkan dan tidak mengharapkan imbalan. Kecerdasan harus dipakai untuk menggapai manusia pada tingkatan masing-masing. Sebuah hadist menyatakan “kami, komunitas dari para Nabi, diperintahkan untuk memberi kabar kepada orang-orang sesuai dengan tingkap pemahaman mereka”. Mereka berusaha untuk menyebarkan agama Islam dengan cara pendekatan dan mendapatkan perhatian dari Non Muslim. Mereka ingin kata-katanya bisa mempengaruhi orang lain harus melaksanakan apa yang mereka katakan. Jika tidak, bagaimana mungkin bisa berhasil, sebab telah diketahui bahwa perbuatan selalu bicara lebih keras dibanding kata-kata. Salah satu alasan Nabi Muhammad SAW dicintai oleh ratusan juta manusia, terlepas dari propaganda dan permusuhan yang tiada henti, dan mengapa orang-orang di seluruh dunia memeluk Islam setiap harinya, adalah bahwa dia melaksanakan yang dia khotbahkan.
4.            Posisi Nabi Muhammad sebagai kepala Negara
Di dalam Al-qur’an surat Ali’imran ayat 44 Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang Rasul “... dan tidaklah Muhammad kecuali seorang rasul”. Sebagai Rasul beliau bertugas sebagai penyampai dan pen-syarah keseluruhan wahyu yang diterimanya kepada manusia sebagaimana Allah berfirman dalam surat An-Nahal  ayat 44
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Terjemahannya : “…Dan kami turunkan kepadamu Al-qur’an, agar kamu menerangkan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan”.
Sebagai pembuat hukum sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 105:
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ
Terjemahannya : Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu.
Dan firman Allah dalam Surat Al-A’raf ayat 157:
يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ
Terjemahannya : Nabi menyuruh mereka mengerjakan dan menghalalkan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkar  dan menghalalkan segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka)
Dan sebagai teladan bagi ummat manusia sebagai firman Allah Swt dalam surat Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Terjemahannya : Sesungguhnya yang ada pada (diri)Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dia banyak menyebut nama Allah.
Dalam ayat-ayat tersebut ditemukan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul, bukan hanya penyampain dan penjelas keseluruhan wahyu Allah, tetapi juga diberi hak legislative atau hak menetapkan hukum bagi manusia dan hak menertibkan kehidupan masyarakat, karenanya, beliau disebut contoh tauladan yang baik bagi manusia dalam kapasitas beliau sebagai pemimpin agama sekaligus kepala Negara.
Pada sejarah Islam, peristiwa Bai’at Aqabah dan perjanjian tertulis yang melahirkan piagam madinah, dapat diidentifikasikan sebagai peraktek kontrak sosial. Sejak peristiwa tersebut, Nabi memperoleh kekuasaan politik dan keabsahan untuk mengatur dan memimpin rakyat madinah. Kekuasaan politik yang diperoleh Nabi berdasarkan nash dan fakta-fakta historis tersebut, bukan menurut teori kekuatan. Hal tersebut dikarenakan kehadirannya di Madinah bukan dengan jalan kekuatan dan penaklukan, melainkan diundang oleh golongan-golongan Arab di Kota itu dan atas perintah wahyu. Hak dan kekuasaan politik itu beliau peroleh dari Allah yang dalam teori politik disebut teokratis, serta melalui perjanjian masyarakat yang disebut kontrak sosial.
Menurut Al-Balqini, tugas kepala Negara untuk melaksanakan fungsi Negara adalah menegakkan hukum yang telah ditetapkan, membela umat dari gangguan musuh, melenyapkan penindasan dan meratakan penghasilan Negara bagi rakyat. Bagi Al-Baghdadi, fungsi negara yang harus dilaksanakan kepala negara adalah melaksanakan undang-undang dan pengaturan, melaksanakan hukuman bagi pelanggar hukum, mengatur militer dan megelola zakat dan pajak. Selanjutnya Al-Mawardi berpendapat bahwa fungsi negara yang harus diwujudkan kepala Negara adalah menjamin hak-hak rakyat dan hukum Tuhan, menegakkan keadilan, membangun kekuatan untuk menghadapi musuh, melakukan jihad terhadap orang yang menentang Islam, memungut Pajak dan Zakat, meminta nasihat dan pandangan dari orang-orang terpecaya, dan kepala Negara harus langsung mengatur urusan ummat dan agama, dan meneliti keadaan yang sebenarnya.
Tugas-tugas seperti tersebut dilaksanakan oleh Nabi Muhammad Saw. Beliau membuat undang-undang dalam bentuk tertulis, mempersatukan penduduk Madinah untuk mencegah konflik-konflik diantara mereka agar terjamin ketertiban intern, menjamin kebebasan bagi semua golongan, mengatur militer, memimpin peperangan, melaksanakan hukuman untuk pelanggar hukum, menerima perutusan-perutusan dari luar Madinah, mengirim surat-surat kepada para penguasa di Jazirah Arab, mengadakan perjanjian damai dengan tetangga agar terjamin keamanan eksteren, mengelola zakat dan pajak serta larangan riba dibidang ekonomi dan perdagangan untuk menjembatani jurang pemisah antara golongan kaya dan miskin, dan menunjuk para sahabat untuk menjadi hakim di daerah-daerah luar Madinah serta mendelegasikan tugas-tugas kepada para sahabat.
Tugas yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad Saw tersebut menunjukkan kesamaan dengan konsep dan teori politik dan kenegaraan tentang tugas kepala Negara dan dengan demikian posisi beliau disamping seorang Rasul juga dapat dikatakan sebagai kepala Negara. Oleh karena itu, Watt menyebut bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai seorang negarawan dengan mengemukakan empat alasan, yaitu:
a.              Muhammad SAW memiliki bakat sebagai seorang yang mampu melihat sesuatu sebelum terjadi karena didukung wahyu dan kejeniusannya.
b.             Kearifannya sebagai negarawan beliau tunjukkan dalam menerapkan struktur ajaran Al-Qur’an yang global secara kongkrit melalui kebijaksanaannya yang tepat.
c.              Reformasi dibidang social yang berwawasan jauh yang ditunjang oleh strategi politik yang akurat.
d.             Beliau mempunyai kemampuan sebagai administrator dan arif dalam menunjuk pembantunya untuk melaksanakan tugas-tugas administrator.

5.            Nabi Muhammad SAW Sebagai Pendidik
Allah menuntun kita untuk menjauhi kesesatan, seperti pada surat Al Jumu’ah ayat 2 “Dialah yang mengutus seorang rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah, meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan”
Beberapa dari kata ini sangat menarik. Allah menyebutkan orang ketiga, karena orang-orang Arab yang jahil, primitif dan liar tidak mengenal-Nya. Tidak ada “Dia” dalam benak mereka, maka Allah menekankan kegelapan sifat mereka, kejauhan mereka dari Diri-Nya, dan menunjukkan bahwa mereka tidak bisa disapa langsung oleh-Nya. Kata “diantara” menunjukkan bahwa Rasul adalah salah satu dari mereka. Rasul yang pada awalnya buta huruf, Allah mengeluarkan dirinya dari kaumnya, mendidiknya dan menjadikannya guru bagi orang-orang yang buta huruf. Rasul membimbing umatnya menuju derajat yang lebih tinggi dengan menjelaskan Al Qur’an dan semesta, serta memperlihatkan mereka secara terperinci bagaimana menuju kehidupan yang seimbang dan baik dalam setiap bidang kegiatan.
Rasulullah SAW sangat memperhatikan pendidikan dan mendorong umatnya untuk terus belajar. Banyak hadits-hadits beliau yang berisi motivasi dan anjuran untuk memuntut ilmu. Bahkan beliau mewajibkan kepada Ummatnya untuk mempelajari ilmu, sebagaimana dalam hadits :
طلب العلم فريضة على كلّ مسلم
    “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim (ah)”.
Beliau juga membuat beberapa kebijakan yang menjadi pilar pendidikan umat. Misalnya, pada perang Badr kaum muslimin berhasil menawan sejumlah kaum musyrikin. Ada beberapa usulan yang dikemukakan oleh para sahabat terkait sikap dan perlakuan terhadap para tawanan itu. Salah satu usulan yang disetujui oleh beliau adalah dengan membayar tebusan atau mengajar baca tulis kepada anak-anak kaum Muslimin. Sikap ini merupakan kebijakan yang sangat strategis karena dapat mempercepat proses terjadinya transformasi ilmu pengetahuan di kalangan masyarakat Muslimin.
Rasulullah SAW terlibat secara langsung dalam kegiatan pendidikan. Beliau membacakan Ayat-ayat al Quran, mengajarkan Al Kitab dan As Sunnah serta mentazkiyah (mensucikan) hati para sahabat dengan ilmu yang beliau ajarkan. Ketika Rasulullah SAW  tidak bersama mereka, para sahabat senior menyampaikan pelajaran yang telah mereka dengar lebih dulu dari Rasulullah SAW.
Umar bin Khathab r.a misalnya,beliau memilki tetangga yang menjadi partner dalam menuntut ilmu kepada Rasulullah. Jika Umar menghadiri majelis ilmu Rasulullah SAW dan tetangga beliau tidak sempat hadir, maka beliau menyampaikan hadits yang ia dengar kepada tetangga tersebut. Demikian pula sebaliknya .
Pendidikan yang dijalankan oleh Rasulullah SAW terbukti berhasil membangun peradaban dunia yang mulia dan bermartabat. Dalam waktu singkat masyarakat Islam ketika itu mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai aspek kehidupan, tidak hanya terbatas pada pemahaman, penghayatan, pengamalan ajaran islam yang bersifat ukhrawi, tetapi juga teraplikasi pada aspek kehidupan duniawi. Kejayaan peradaban Islam pada masa-masa selanjutnya, tidak terlepas dari tradisi ilmu yang telah tertanam di kalangan masyarakat Muslim.
Fakta sejarah ini bukan sekadar untuk menghibur diri dengan kejayaan masa lalu. Tetapi hendaknya dijadikan sebagai bahan pelajaran bahwa peradaban Ummat dan Bangsa ini akan kembali mengulangi kejayaannya bila menempuh jalan yang sama yaitu “Membangun Tradisi Ilmu”.
Pernyataan Imam Malik menarik untuk direnungkan:
لن يصلح آخر هذه الأمة إلاّ بما صلح به أوّلها
    “(Generasi) akhir Ummat ini takkan membaik, kecuali dengan (mengikuti) konsep dan metode yang menjadikan ummat terdahulu baik.”
Setelah Rasul, manusia melihat panjinya berkibar dimana-mana di setiap abad. Orang-orang mengikutinya untuk mencapai dunia spiritual tertinggi dengan sayap kewalian, kesalehan, kebajikan,dan pengetahuan. Segala hal yang dinamakan ide-ide orisinil akan menghilang satu persatu, seperti lilin yang padam menyisakan satu “matahari” yaitu Al Qur’an yang tidak akan pernah padam. Panji-panjinya akan menjadi satu-satunya yang berkibar di cakrawala dan setiap generasi akan bergegas ke arahnya, memutus belenggu yang mengikat leher mereka.
Metode pendidikan Rasulullah SAW bersifat universal yang mencakup segala aspek untuk membuat pengikutnya mengepakkan sayap cinta dan hasrat, serta membawa mereka menuju tempat yang tak terbayangkan. Beberapa aspek itu meliputi prinsip ekonomi, pemerintahan, pendidikan, keadilan, dan hukum internasional. Rasullullah SAW membukakan pintu institusi ekonomi, sosial, administratif, militer, politik dan sains kepada murid-muridnya yang pikiran dan semangatnya ia latih dan kembangkan untuk menjadi administrator yang sempurna, ahli ekonomi yang terbaik, politisi yang terbaik dan jenius, serta militer yang unik.
Kesempurnaan seorang pendidik tergantung kepada kebesaran dari cita-citanya dan dimensi kualitatif serta kuantitatif dari pendengarnya. Sebelum Nabi Muhammad SAW meninggal, instruktur dan pembimbing spiritual yang dia kirimkan telah berkelana dari Mesir sampai Iran, dan dari Yaman sampai Kaukasia untuk menyebarkan apa yang mereka pelajari darinya. Dalam abad-abad berikutnya, orang-orang dari berbagai tradisi, konvensi dan kultur (yakni Persia, Tunisia, Cina, India, Romania, Abisinia, Arab dan beberapa bangsa Eropa) bergegas masuk Islam. Kebesaran pendidik tergantung pada kesinambungan prinsip-prinsipnya. Tak ada yang bisa menyangkal bahwa orang-orang dari seluruh dunia menerima Islam dan menerima ajarannya.
Rasulullah muncul diantara orang-orang liar dan primitif. Rasulullah SAW menghapus semua kejahatan itu dan menggantikannya dengan kebaikan dan kebajikan yang mendalam menyebabkan umatnya menjadi para pemimpin dan guru dari dunia beradap. Bahkan sekarang, kita bisa mencapai derajat mereka. Hal tersebut diakui oleh intelektual barat seperti Isaac Taylor dan Lamartine. Isaac Taylor menceritakan cara Islam  mengubah orang yang menerimanya di Konggres Gereja Inggris “kebaikan yang ditanamkan Islam adalah kesederhanaan, kebersihan, kesucian, keadilan, ketabahan, keberanian, kejujuran, kebajikan, dan kepasrahan. Islam mengajarkan persaudaraan praktis, kesamaan sosial semua Muslim. Perbudakan bukan bagian dari prinsip Islam”.
Akibat salah konsepsi dan kecenderungan sekuler, kebanyakan orang mendifinisikan agama sebagai iman buta, tindakan ibadah yang tak bermutu dan pelipur lara dari persoalan hidup. Beberapa umat Muslim yang terpengaruh paham sekuler telah menambahkan kesalahan ini dengan mengurangi Islam menjadi sekedar Ideologi, sebuah sistem politik, ekonomi dan sosial. Mereka mengabaikan satu fakta yang dinyatakan Al Qur’an, Hadist, dan seluruh sejarah.
Islam mendorong umatnya untuk bekerja dan menganggap usaha halal kita untuk mendapatkan nafkah dan menopang keluarga sebagai suatu ibadah. Islam melarang pemborosan dan kemewahan dengan alasan jika kita mengejar kesenangan duniawi dan mengabaikan kewajiban agama kita, maka kekayaan kita di dunia ini akan membahayakan. Kita harus membangun ilmu pengetahuan dan mengeksploitasi sumber daya alam dengan menemukan hukum-hukum dan merenungi fenomena alam. Sembari melakukan hal itu, kita harus mencari keridhaan Allah dan melaksanakan ajaran Islam.
Nabi Muhammad SAW mempunyai semua kualitas kemimpinan yang diperlukan untuk keberhasilannya dalam segala aspek kehidupan. Beliau mampu memimpin umatnya menuju keberhasilan di segala bidang. Beliau adalah sumber yang mengalirkan semua perkembangan selanjutnya yang berhubungan dengan komando, kenegaraan, agama, dan sebagainya di seluruh dunia Muslim. Secara umum para pemimpin harus memiliki kualitas berikut ini :
a.       Realisme. Pesan dan permintaan mereka tak boleh bertentangan dengan realitas. Mereka harus memahami kondisi yang berlaku sebagaimana adanya dan menyadari untung ruginya.
b.      Keyakinan absolut kepada pesannya. Keyakinan mereka tak pernah goyah dan mereka tak boleh mundur dari misinya.
c.       Keberanian personal. Bahkan ketikan ditinggal sendiri, mereka berani bertahan. Ketika beberapa pengejarnya mencapai mulut gua tempat dia bersembunyi, Abu Bakar takut jangan-jangan ada sesuatu yang menimpa Rasulullah. Akan tetapi beliau hanya berkata “jangan takut, karena Allah bersama kita” (QS.9:40).
d.      Kemauan dan ketetapan yang kuat. Mereka tak boleh putus asa bahkan sebentar saja.
e.       Kesadaran akan tanggung jawab personal. Segala sesuatu harus diarahkan untuk memenuhi tanggung jawab ini. Walau bagaimana pun mereka tak boleh tergoda oleh daya tarik kehidupan duniawi.
f.       Berwawasan kedepan dan berfokus pada tujuan. Pemimpin harus mampu menerangkan dan merencakan perkembangan potensial. Mereka harus tahu cara mengevaluasi masa lalu, sekarang dan masa depan untuk mendapatkan sintesis yang baru. Orang-orang yang kerap mengubah pikirannya hanya akan menyebar kekacauannya di dalam masyarakat.
g.      Pengetahuan personal atas setiap pengikutnya. Para pemimpin harus sepenuhnya sadar akan disposisi, karakter, kemampuan, kekurangan, ambisi, dan kelemahan dari semua pengikutnya.
h.      Karakter yang kuat dan nilai yang terpuji. Para pemimpin harus tegas tetapi fleksibel saat melaksanakan keputusannya dan mengerti waktu untuk maju terus, dan keras atau sungguh-sungguh dan mantap, atau bersikap lunak dan ramah, atau sederhana dan selalu jujur serta amanah, benar dan adil.
i.        Tanpa ambisi duniawi dan menyalahgunakan kekuasaan. Para pemimpin harus hidup seperti orang termiskin dari masyarakatnya. Mereka tak boleh membeda-bedakan rakyatnya, mereka harus mencintai rakyatnya, lebih mementingkan rakyatnya daripada diri sendiri dan bertindak agar rakyatnya mencintainya dengan tulus. Mereka harus terpercaya bagi masyarakatnya, dan menjaga ketaatan serta kesetiaan masyarakat sebagai balasan mendapatkan kepatuhan rakyat.
Berkah Rasulullah yang murni menghasilkan jendral-jendral tak terkalahkan. Di antara generasi pertama, kita menyaksikan jenius-jenius militer seperti Khalid, Sa’d ibn Abi Waqqa, Abu Ubayda, Shurahbil ibn Hasana, dan Ala Al- Khadrami. Mereka kemudian diikuti jendral-jendral yan briliant seperti Thariq ibn Ziyad dan Uqba ibn Nafi, yang kedua menggabungkan kejeniusan militer dengan kelembutan manusia, iman dan kepatuhan religius. Dengan mematuhi perintah Al Qur’an dan sunah Nabi, umat Muslim mempelajari Al Qur’an dan alam semesta, pada akhirnya menegakkan peradapan yang luar biasa. Para sarjana dari segala penjuru Eropa mendapatkan manfaat dari pusat pendidikan yang berlokasi di Damaskus, Zaituna, Kordoba, Sicilia, Bukhara, Kairo, Fez, Delhi dan kota-kota besar Islam lainnya. Sejarahwan mengumpamakan dunia Muslim abad pertengahan, yakni abad kegelapan bagi Eropa namun masa kejayaan bagi Muslim, seperti sarang lebah, jalan-jalan penuh dengan pelajar, ilmuwan dan sarjana yang berjalan dari satu pusat studi ke pusat studi lainnya.

C.               KESIMPULAN
Ajaran Rasulullah SAW memiliki peran yang penting untuk diterapkan dalam kehidupan. Metode yang digunakan untuk menyebarkan perintah Allah SWT melalui pendekatan kultural pada umatnya, dan memberikan sebuah contoh sikap untuk berbuat kebaikan serta hal yang menjadikan seorang pemimpin. Fethullah Gülen menerapkan ajaran Rasulullah SAW dengan menjalani hidupnya dengan belajar, mengajar, mengembara, menulis dan berbicara dalam rangka meringankan penderitaan yang ditimbulkan oleh kegersangan spiritual abad ke-duapuluh. Pemikir terbesar zaman ini adalah orang yang dapat merasakan penderitaan yang ditimbulkan pada Islam dan seluruh umat manusia, dan berkomitmen dirinya untuk tujuannya. Fethullah Gülen berkomitmen pada dirinya untuk terus melayani umat Allah SWT. Salah satu caranya dengan membuka gerbang-gerbang pendidikan yang akan membantu dan membentuk seorang pemimpin seperti Rasulullah telah mendidik sahabat, dan umatnya menjadi seseorang yang handal di bidangnya.
Fethullah Gülen fokus pada pendidikan dengan kurikulum sekuler diajarkan oleh guru yang bercita-cita untuk "mewakili" nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Peserta relawan dalam gerakan, terdiri dari mahasiswa, akademisi, pemilik bisnis, profesional, pejabat publik, petani, pria dan wanita, tua dan muda, berkontribusi terhadap berbagai cara pelayanan, yang diselenggarakan di pusat pelatihan, sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, sebuah organisasi bantuan besar, penerbitan, dan lembaga media, baik di Turki maupun di berbagai negara di dunia.
Gerakan yang dilakukan Fethullah Gülen memberikan pesan bahwa janganlah sekali-kali kita menahan harta hak orang lain. Cari sampai dapat sebisa mungkin orang yang kita bawa hartanya dan serahkan harta itu karena memang harta itu miliknya. Berbanggalah kita pada hak kita yang kita dapatkan dari jalan yang yang benar (harta halal) walau mungkin "tidak seberapa". Kita itu ibarat gelas yang mempunyai kapasitas tertentu, ketika harta itu bukan milik sesuai dengan kapasitas kita maka tentunya akan tumpah sebagaimana air melebihinya.
Tugas kita hanyalah berikhtiar untuk memenuhi gelas itu namun yang juga penting berikhtiar pada jalan yang ditentukan-NYA. Jadilah manusia yang amanah dengan mendistribusikan pada yang berhak bukan malah menumpuk untuk kepentingan kita sendiri padahal kita tidak berhak akan hal itu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Fethullah Gulen, Sang Perajut Jejaring Dunia Islam. < http://www.suaramedia.com/ >. diakses pada tanggal 02 Desember 2011.
Anonim. A Brief Biography of Fethullah Gülen. < http://www.guleninstitute.org/> . diakses pada tanggal 02 Desember 2011.
Anonim. 2011. Pendidikan sebagai Asas Kebangkitan Peradaban. < http://www.mediakampus.com/>. Diakses pada tanggal 01 Desember 2011.
Gülen, M. Fethullah. 2002. Versi Terdalam : Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW. PT.Grafindo Persada. Jakarta.
Khamami, A. Rizqon. ISLAM KONTEMPORER : Memahami ajaran-ajaran Fethullah Gülen. Paper dipresentasikan  pada   kuliah Metodologi Studi Islam, Program Pascasarjana (S3) IAIN Sunan  Ampel  Surabaya.

 signature

0 reflection:

Post a Comment