#IOEO
by yuswohady
Introvertly Offline, Extrovertly Online, disingkat #IOEO adalah istilah yang
saya berikan untuk menyebut “mahluk baru” yang kini begitu marak bermunculan di
tengah revolusi media sosial. Saya meramalkan #IOEO ini akan menjadi semacam
wabah yang menular begitu ganas di ranah dunia yang kian narsis ini.Sesuai
namanya, #IOEO adalah sosok seseorang yang introvert (pendiam,
tertutup, pemalu, low profile, penyendiri, kurang pede berada di depan orang
banyak) ketika berada di dunia nyata (offline); tapi ternyata kemudian memiliki
sifat ekstrovert (banyak cakap, ramah, periang, terbuka, high
profile, over confident, gokil, suka usil, dsb.) di ranah dunia maya
(online).Jadi, ini adalah mahluk baru jenis amfibi yang hidup di dua alam yaitu
alam offline dan online tapi dengan karakter yang secara frontal bertentangan.
Di di
dunia offline mereka adalah sosok introvert, tapi begitu masuk ke ranah online
tiba-tiba berubah wujud, menjelma menjadi sosok ekstrovert. Pertanyaannya, kok
bisa? Bagaimana bisa mereka memiliki split personality semacam itu? Over
Confident Menjawab teka-teki ini, saya jadi ingat sekitar 10 tahun lalu saat
saya sedang riset untuk menulis buku Marketing in Venus. Pada saat
itu SMS (short messaging services) sedang hot-hot nya di Tanah Air.
Kebetulan
saya punya teman yang pemalunya minta ampun. Tak hanya pemalu, ia juga tak
punya nyali kalau menghadapi cewek cantik, apalagi kalau ia sedang naksir pada
si cewek.Boro-boro mengungkapkan isi hati kepada si cewek, baru berhadapan saja
badan sudah gemetaran, lidah kelu, dan keringat dingin merayapi seluruh badan.
Akibatnya, acara “nembak” si cewek menjadi hancur-lebur, gagal berantakan. Itu
sebabnya sudah lewat kepala tiga dia tetap saja nggak laku-laku.
Ya, tidak kunjung punya pacar karena tak punya nyali untuk nembak si
cewek idaman.Kondisi itu berubah 180 derajat begitu SMS hadir. Memang si teman
ini tetap saja gemeteran kalau mau nembak face to face ke si calon pacar. Tapi
begitu menggunakan SMS, sekonyong-konyong nyalinya naik berlipat-lipat hingga
10.000%. Ia menjadi begitu piawai mengolah kata-kata SMS untuk menaklukkan si
calon pacar. Melalui SMS, ia juga menjadi begitu over confident mengeluarkan
jurus-jurus rayuan gombal agar hati si calon pacar klepek-klepek. Dan tentu
saja, dengan medium SMS ia tak lagi gemeteran menghadapi si cewek.Untuk
mengejar target laku, ia bahkan begitu pede-nya mengirim rayuan gombal dan
nembak melalui SMS ke sepuluh cewek sekaligus. Tentu sambil diiringi gumaman, “mosok
nyebar sepuluh nggak ada yang nyangkut satu”. Dengan mental baja, ia
mengeluarkan jurus “jaring laba-laba memasang perangkap”.. kwkkwwwkwkkw…Split Personality
Pertanyaanya,
kenapa seseorang yang tak bernyali di dunia nyata (ketemu face to face dengan
si cewek) tiba-tiba begitu over confident ketika berada di ranah maya
(menyampaikan isi hati ke si cewek melalui SMS)? Jawabnya, karena ranah maya
seperti SMS menyediakan “ruang privat” yang memungkinkan kita begitu nyaman
mengungkapkan isi hati kita kepada orang lain. Ranah maya seperti SMS
menyediakan “ruang personal” yang memungkinkan kita begitu bebas dan lepas
menyampaikan perasaan-perasaan emosional kita kepada orang lain.Nah, fenomena
over confident teman saya di ranah maya SMS di atas kini terjadi dalam skala
yang jauh lebih dahsyat begitu media sosial seperti Twitter atau Facebook
hadir. Ya, karena Twitter dan Facebook memiliki kemampuan yang jauh lebih
powerful dalam menjangkau orang lain melalui sebuah jejaring yang amat luas dan
massif. Berkat adanya Twitter atau Facebook, orang-orang introvert di dunia
nyata kini menemukan “medium ekspresi personal” yang memungkinkan mereka begitu
nyaman mengungkapkan perasaan-perasaan emosionalnya ke publik.Berkat Twitter
atau Facebook, kini mereka bisa menjadi lebih terbuka, lebih high profile,
lebih periang, dan tidak lagi pemalu seperti ketika mereka berada di dunia
nyata. Ekspresi-ekspresi emosional seperti keramahan, keriangan, humor, ngocol,
suka usil, atau gokil bisa dengan ekspresif dan lepas mereka ungkapkan melalui
cit-cit-cuit di Twitter atau update status di Facebook.
Singkatnya,
berkat Twitter atau Facebook, kini mereka menjelma dari sosok introvert yang
kesepian menjadi sosok ekstrovert yang menjadi pusat perhatian.Inilah yang
menjelaskan terjadinya split personality: di ranah nyata pemalu minta
ampun dan penyendiri; tapi di ranah maya mereka menjadi sosok yang gaul, ramah,
penuh humor, suka ngocol, gokil abis, hobi usil, dsb. Inilah yang saya sebut
fenomena #IOEO.Dari “Eksis” ke “Narsis”Seumur-umur menjadi sosok introvert yang
kurang hot dalam pergaulan, dan tiba-tiba kini menjadi sosok ekstrovert yang
penuh kharisma dan menjadi pusat perhatian, tentu saja akan
menghasilkan culture shock alias gegar budaya.
Seperti
halnya orang kaya baru (OKB) yang cepat beranjak dari miskin ke kaya, kaum
#IOEO ini seringkali memiliki tingkah-polah yang berlebihan, kebablasan, dan
tak jarang, menggelikan.Kebanyakan sosok #IOEO ini kurang eksis di dalam
pergaulan sehari-hari di dunia nyata. Karena itu, begitu mereka menemukan
keeksisan di dunia maya, maka yang terjadi adalah uforia. Keinginan untuk eksis
menjadi begitu menggebu-gebu. Kebutuhan eksis yang berlebihan ini kalau tak
tertahankan lagi, ujung-ujungnya bakal mengarah ke narsis. Dari eksis ke
narsis!!! Inilah yang saya bilang kebablasan.Contoh-contohnya banyak. Misalnya
fenomena suka tebar pesona di media sosial.
Dengan
keahliannya berolah twit atau update status, para #IOEO mencoba menampilkan
diri sebagai sosok ekstrovert sejati di ranah maya. Bahkan kalau bisa semua
sosok ekstrovert hebat diborong, mulai dari sosok gaul, supel, humoris, ramah,
banyak cakap, banyak canda, banyak usil,… semuanya. Mereka kemudian
menjadi hyper-extrovert di media sosial.Kenarsisan juga bisa terlihat
dalam bentuk tampilan fisik, misalnya melalui gonta-ganti foto profil atau
avatar. Ikutan jumpa fans, ketemu tokoh terkenal… jepret, jadi foto profil di
Twitter. Liburan ke Paris, berpose dengan latar Menara Eiffel… jepret, jadi
foto profil di Facebook. Foto diri close-up dipermak dengan Instagram atau
Photoshop agar lebih kinclong… jepret, jadi foto profil Twitter.Dan, kenarsisan
juga bisa terwujud dalam bentuk “personal live report” di Twitter atau
Facebook. Nongkrong di Starbucks, live report. Olah sixpec di gym, live report.
Memanjakan badan di spa, live report. Liburan musim dingin di Jepang, live
report. Pokoknya tak satupun sisi kehidupan personal yang luput dari live
report.
Note:Terus terang saya mengalami
kebingungan mencari terminologi yang pas selain “introvert-extrovert” untuk
menjelaskan fenomena #IOEO di atas. Saya tahu pengambilan terminologi
tersebut juga tak sepenuhnya pas.
0 reflection:
Post a Comment