Sunday, April 15, 2018

Filosofi Jam Tangan


Jam adalah alat penunjuk waktu, sebuah jam banyak macamnya, seperti jam tangan, jam dinding dan lain-lain. Setiap jam pada umumnya terus bergerak berputar dan terus berulang. Jam ibarat saksi bisu perjalanan hidup kita, dari bangun tidur, mandi, sarapan, berangkat kuliah dan seterusnya, sebuah jam telah menjadi saksi dan juga merekam semua kejadian itu dengan rapih, semua aktifitas itu terus berulang seperti hal yang nampak sama, waktu sendiri terus berputar tapi setiap kejadian yang terjadi pada setiap detik itu tidak akan sama lagi. Minggu kemarin, hari kemarin, beberapa jam tadi, beberapa menit yang tadi bahkan beberapa detik yang lalu, tidak akan bisa terulang lagi dengan kejadian yang sama terkecuali karena kebetulan semata.

Hidup hanya sekali, tak ada mesin-mesin canggih seperti yang dimiliki Doraemon yang bisa memutar waktu sesuai kehendaknya, bisa kembali ke zaman yang diinginkan dan memperbaiki kesalahan pada saat itu, pergi ke masa depan dan mengubah semua kejadian buruk menjadi kejadian yang indah, menghapus semua kesalahan menjadi sebuah keberuntungan tapi itu hanya fiktif belaka, yang ada sekarang adalah kenyataan yang harus kita hadapi. Mustahil apabila bisa mengulang waktu, waktu kita sebenarnya tidak banyak, duduk terdiam hanya meratapi kesalahanpun tak ada guna. Oleh sebab itu, jika kita mengisi detik demi detiknya dengan hal yang buruk apa yang akan terjadi ? bukankah hanya penyesalan yang menanti kita ?

Apabila dilihat lebih dalam lagi, sebuah jam tangan bukan sekedar aksesoris belaka tapi bisa kita temukan juga nilai estetika dari benda ini. Dan dengan hal ini juga kita bisa menyimpulkan bahwa sebuah jam juga bisa sebagai penunjuk status sosial.

Penyesalan memang sangat ampuh untuk menyadarkan seseorang tentang betapa berharganya menghargai waktu dengan sebaik mungkin. Penyesalan itu datangnya memang diakhir, karena mustahil untuk kembali di masa kita melakukan kesalahan dan memperbaiki itu semua, maka salah satu yang bisa kita lakukan adalah mulai dari nol lagi, mulai untuk membiasakan diri memanfaatkan waktu dengan hal yang berguna.

Ada sebuah peribahasa berbunyi, “Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai di kemudian hari”, dapat diartikan segala sesuatu yang kita lakukan di masa sekarang akan sangat berpengaruh di masa depan nanti. Bisa dibayangkan apabila kita menanam keburukan di masa sekarang, misalnya kita melakukan korupsi saat ini, mungkin yang kita akan rasakan pertama kali hanya kenikmatan duniawi yang tentu hanya bersifat sementara, tapi siapa sangka bangkai yang disembunyikan serapih mungkin pun lama kelamaan akan tercium juga, setelah itu hanya kesengsaraan yang akan menghantui maka dari itu kita harus sadar bahwa yang akan kita dapatkan di masa depan juga adalah sebuah keburukan jika kita memang menanam keburukan di masa lampau, beda halnya apabila kita menanam sebuah kebaikan yang penuh manfaat, tentu kita akan mendapat kebaikan dan hasil yang memuaskan di masa yang mendatang.

Kesempatan tak akan datang dua kali, setelah kesempatan itu datang baiknya manfaatkan hal tersebut sebaik mungkin, ketika kita masih mempunyai waktu, ketika jarum jam masih bergerak detik demi detiknya, tak ada salahnya mengisi sisa hidup dan waktu kita dengan kebaikan, bukan hanya untuk diri sendiri melainkan untuk orang lain. Karena memberi kebaikan untuk orang lain juga berarti kita memberikan kebahagiaan kepada orang itu.

Sebuah jam memberikan makna yang luar biasa kepada kita, jam itu ibarat saksi bisu perjalanan hidup kita, selain mengandung nilai estetika, setiap detik yang bergerak pada jarum jamnya sangat berarti untuk dilalui dengan sesuatu yang bermanfaat, tak peduli orang menilai apa, yang terpenting kita mempunyai komitmen yang kuat untuk bekerja keras, memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, berambisi pun perlu untuk mengejar apa yang kita inginkan tapi baiknya sesuai dengan kadar kemampuan dari masing-masing individu.


Pustaka : 
http://www.suararakyatindonesia.org/wp-content/uploads/2014/12/ilustrasi-perjalanan-menembus-waktu.jpg



signature

0 reflection:

Post a Comment